Industri kecantikan sangat berkembang beberapa tahun belakangan. Sayang, ini nggak selalu sejalan dengan perkembangan penghasilan, apa lagi di masa pandemi kayak sekarang. Berhubung sebagian besar dari kita bukan turunan sultan dan belum mampu beli semua yang kita mau, kita perlu memilih produk skincare mana yang “paling oke”, lebih bagus kalau dengan cara yang rasional. Biar godaan diskon bertebaran, percaya deh, memilih produk skincare dengan kepala dingin bisa meminimalkan penyesalan di kemudian hari.
Tapi gimana cara milihnya? Gimana kita bisa tahu produk skincare yang paling oke buat kita?
Well, nggak ada satu jawaban yang cocok buat semua orang. Namun dengan langkah-langkah sederhana berikut (berdasarkan ScienceTM), kamu bisa membuat prioritas skincare yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu! Nggak perlu lagi milih skincare berdasarkan zodiak! Nggak usah lagi mengikuti membabi buta endorse-an beauty influencer yang kulitnya udah mulus dari sananya!
Kebebasan!
Daftar Isi
- Pahami apa yang kamu inginkan/butuhkan
- Ketahui tipe produk skincare yang kamu cari
- Ketahui apa yang penting bagi kamu
- Buat wishlist
- Buat prioritas
- Evaluasi
Karena post ini terlalu panjang, saya akan membaginya jadi dua. Bagian ini akan mencakup poin 1 dan 2 dari daftar di atas. Kalau kamu merasa masih ‘pemula’, mungkin bagian ini akan lebih berguna, karena berfungsi sebagai semacam “analisis situasi”: bagaimana memahami kulit dan produk skincare secara umum. Pada akhir tiap tahap, saya juga akan mencantumkan tautan terkait yang mungkin berguna.
Tanpa berpanjang-panjang lagi, mari kita mulai dengan tahap pertama :
Pahami apa yang kamu inginkan/butuhkan
Ketika orang-orang tahu bahwa saya punya beauty blog (walaupun jarang update, LOL), banyak yang minta rekomendasi skincare. Kadang-kadang permintaannya agak rancu, kayak, “Minta rekomendasi serum dong.”
Mmmmkay, you need to be more specific than that.
Mengenal kulit adalah langkah dasar sebelum mencelupkan kaki di dunia skincare. Sudah banyak banget blog dan situs yang membahas bagaimana mengetahui tipe kulit (biasanya dibagi menjadi normal, berminyak, kering, dan kombinasi). Kemungkinan, kamu sudah tahu apa tipe kulit kamu (kalau belum, lihat tautan resource di akhir langkah ini!). Itu adalah awal yang bagus! Selanjutnya, kamu juga perlu mengidentifikasi apakah kulit kamu sensitif terhadap bahan/produk tertentu, atau memiliki kondisi kulit lainnya yang dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup, misalnya kulit dehidrasi.
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi isu yang ingin kamu atasi, dan tujuan yang ingin kamu capai. Produk yang akan dipakai untuk mengatasi kulit jerawat tentu berbeda dibandingkan kalau kamu ingin fokus mengatasi PIH (post-inflammatory hyperpigmentation, alias noda bekas jerawat).
Envision the result you want and let it guide you
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu memandu apa yang dibutuhkan/diinginkan pada kulitmu :
a. Apa tipe kulit saya? (kering, normal, kombinasi, dll.)
b. Apa isu pada kulit yang ingin saya atasi? (jerawat, kulit kering, PIH, dll.)
c. Apa saya sensitif terhadap bahan/produk tertentu?
d. Apa saya punya kondisi lain yang mungkin memengaruhi/dipengaruhi produk skincare? (sedang hamil/mencoba hamil, penyakit kulit tertentu, dll.)
Related resources:
Ketahui tipe produk skincare yang kamu cari
Pertama-tama : emangnya harus ya punya skincare routine beberapa tahap?
Saya rasa, bagaimana pun, skincare routine bakal terdiri atas beberapa tahap. Sejauh ini, belum ada produk ajaib yang bisa membersihkan kulit, melembabkan, menghilangkan jerawat, mencegah kerutan, dan menghapus kemiskinan dunia ketiga pada saat yang sama. Paling nggak, kamu bakal membutuhkan produk untuk membersihkan, satu untuk melembabkan, dan please banget ini mah, sunscreen pada siang hari.
Kedua-dua: Skincare routine-nya kudu banget 10 langkah ya?
Nggak juga, walaupun kalau kamu mau, nggak ada yang melarang. Saya sendiri punya skincare routine yang lebih dari 5 tahap. Buat beberapa orang, skincare layering itu membantu (kulit dehidrasi saya suka banget humektan) . Bagi yang lain, memakai rangkaian skincare itu menyenangkan, atau mereka memang punya penghasilan berlebih buat dibeliin skincare. Selama dilakukan secara sadar, dan kamu tahu apa manfaatnya buat kamu, by all means, go ahead!
Skincare punya urutan dan prinsip-prinsip secara umum, dan secara sederhana bisa diurutkan sebagai berikut :
1. Cleansing
Tujuan: untuk, well, membersihkan kulit. Setelah menggunakan make up/sunscreen, lakukan double cleanse, menggunakan oil based cleanser/micellar water, diikuti second cleanser (biasanya facial wash/foaming cleanser) untuk membasuh sisanya. Pada pagi hari, atau pada hari di mana kamu nggak memakai make up/sunscreen, kamu nggak perlu melakukan double cleanse.
Lihat juga : Review Foaming Cleansers dan Non-Foaming Cleansers pada The Charming Snarker Blog
2. Tone
Tujuan: untuk “mempersiapkan” kulit buat tahap berikutnya. Bisa bersifat exfoliating atau hydrating. Kalau kamu menggunakan keduanya dalam satu rangkaian, gunakan exfoliating toner sebelum hydrating toner, supaya nutrisi dari hydrating toner lebih afdol tanpa dihalangi sel kulit mati. Buat beberapa orang, tahap ini nggak wajib, dan saya setuju. Mungkin hukumnya lebih ke sunnah muakad kali ya, hehe.
3. Treatment
Tujuan: untuk mengatasi sebuah isu spesifik pada kulit. Pada umumnya mengandung “active ingredients” (vitamin C, retinol, etc), tapi nggak selalu. Biasanya dipasarkan dengan nama yang fancy-sciencey: serum, ampoule, essence, etc.
Apa perlu pakai semuanya? Nggak juga. Kalau mau pakai lebih dari satu produk, mana duluan, ampoule atau serum? Menurut saya, ini nggak beda jauh, cuma istilah pemasaran. Kalau produk yang kamu pakai berasal dari brand/skincare line yang sama, biasanya pakai ampoule dulu, baru serum. Namun nggak semua orang butuh ampoule DAN serum pada skincare routine yang sama (walau kalau kamu pengen, tentu nggak ada salahnya). Kalau nggak yakin, gunakan dulu produk yang bertekstur lebih cair, baru yang lebih kental.
Lihat juga : Review Serum dan Essences pada The Charming Snarker Blog
4. Moisturizer
Tujuan: untuk memastikan kulit lembab/terhidrasi. Biasanya dalam bentuk losion atau krim. Beberapa sumber membedakan “hydrating” dan “moisturizing“; “hydrating” terkait dengan meningkatkan/menjaga kadar air dalam kulit, sementara “moisturizing“ terkait dengan kadar minyak/lapisan berbasis lipid yang menjaga kelembaban pada kulit. Pada praktiknya, kalau cuma bergantung pada nama produk, terkadang nggak sejelas itu. Kamu perlu melihat komposisi untuk mengetahui bahan apa yang membuat produk itu bersifat “melembabkan” :
- Humektan bersifat higroskopik, yang artinya dia menarik dan menahan air di dalam kulitmu. Biasanya produk yang mengklaim “menghidrasi” mengandung humektan. Contoh umum humektan adalah glycerine, propylene glycol, butylene glycol. Beberapa AHA, seperti lactic acid, juga dapat bersifat humektan.
- Emollients memberi kesan halus pada kulit, membuatnya terlihat dan terasa lebih baik. Emollient membuat produk terasa “meluncur” di kulit. Contoh emollient di antaranya isopropyl palmitate dan beberapa silikon. Krim yang berlabel “rich” biasanya mengandung banyak emollient, dan komponen berikutnya…
- Occlusives membentuk lapisan fisik untuk mencegah penguapan kadar air dari kulit. Occlusives digunakan sebagai tahap terakhir pada skincare routine (sebelum sunscreen) Contoh occlusives termasuk olive oil, lanolin, vaseline.
Lihat juga : reviews day creams pada The Charming Snarker Blog
5. Sunscreen (for day use)
Tujuan : untuk menjaga kulit dari sinar UVA dan UVB yang dapat merusak kulit, mencegah produksi melanin berlebih dan mengurangi risiko kanker kulit. Pada umumnya dibagi menjadi “physical“ (menggunakan “physical” filter : zinc oxide and titanium oxide) dan “chemical” sunscreen (menggunakan “chemical” filter : oxybenzone, avobenzone, octinoxate, dll…pada dasarnya filter selain zinc oxide dan titanium oxide). Secara pribadi saya nggak suka penamaan ini karena LITERALLY EVERYTHING is chemical, tapi karena di mainstream media istilah ini masih dipakai, ini penting untuk diketahui. Saya lebih suka menyebut mereka di blog ini sebagai “organic” filter (senyawa yang mengandung karbon, i.e. sebagian besar “chemical” filter) dan “inorganic” filter (pada dasarnya mineral filter yang tidak mengandung senyawa berkarbon. That is, zinc oxide and titanium dioxide)
Lihat juga: Reviews sunscreens pada The Charming Snarker Blog
Ada juga produk perawatan mingguan, seperti masker dan eksfoliator. Produk ini punya berbagai tekstur dan tujuan. Cukup asyik dipakai dan dapat sangat berguna, tapi menurut saya nggak se-esensial skincare routine harian.
Setelah kita mengetahui kondisi kulit (juga bahan-bahan penyusun skincare), jadi lebih gampang untuk menyesuaikan produk yang dipakai. Misalnya, kalau jenis kulit kamu normal, dan kamu sudah menggunakan serum vitamin C yang mengandung gliserin (humektan), diikuti dengan essence yang mengandung niacinamide dan hyaluronic acid (juga humektan), kamu mungkin tidak membutuhkan produk pelembab khusus lagi. Cukup gunakan sunscreen, karena sunscreen pada umumnya bersifat occlusive, mengingat mereka perlu membentuk lapisan di atas kulit untuk melindunginya.
Useful resources:
- Fanserviced B – Visual Guide to Korean Skincare Routine
- Snow White and The Asian Pear : Layering Multiple Products
- Kindofstephen – Physical vs Chemical Sunscreen Myth
Bagian berikutnya akan mencakup langkah selanjutnya : prioritisasi dan bagaimana memilih skincare yang paling oke buatmu. Post bagian kedua dapat dilihat di sini.
Kalau ada yang belum jelas atau ada masukan apa pun, feel free to leave comments, and see you in the next part!
This is so useful! Thanks for sharing :). Tapi kalo gue tetep butuh toner yg sifatnya exfo sebelum pake skinker apa pun huhu.
Saya juga hidup rasanya nggak lengkap kalau nggak pakai toner (hydrating), hehe. Tapi rasanya buat orang yang baru mulai banget skincare-an, minimal cleansing-moisturizing-sunscreen dulu deh yang rajin, baru kemudian kalau sudah ‘kejeblos’ dunia skincare, bisa coba jenis produk lain sesuai kebutuhan.
Thanks for visiting as well! 🙂