Ini telat sih, tapi yang penting akhirnya saya nge-blog lagi, yay! Akhir-akhir ini saya sibuk sama kerjaan (alasan standar), dan kucing saya, Hachiko, baru saja melahirkan lima anak kucing. Layaknya semua wanita dewasa usia twenty-something yang sudah paham prioritas hidup, saya menghabiskan waktu luang untuk mengurus dan main sama bocah-bocah bulu saya. Itu aktivitas yang saya nikmati, tapi karena mereka sekarang sudah mulai menganggap tangan dan kaki saya sebagai tiang garukan, saya butuh waktu rehat…yang rupanya bisa dipake ngeblog juga.
Mohon terimalah foto bocah-bocah bulu ini sebagai tanda permintaan maaf.

Anyway, ini dia review (agak) pendek tentang semua yang saya pakai dalam ritual sore dan mingguan saya!
Evening routine biasanya lebih intens daripada waktu pagi. Gimana nggak, biasanya kita punya waktu lebih panjang untuk nemplokin lebih banyak produk ke muka. Dalam hal tahapan dan tujuan, routine saya sih nggak begitu berbeda dengan waktu pagi. Masih fokus untuk mengurangi tampilan hiperpigmentasi dan memaksimalkan hidrasi. Ada beberapa produk yang cuma saya pakai malam aja, tapi itu lebih karena pertimbangan waktu.
Saya rada obsesif sama beberapa tahap; tahap tersebut akan ditandai dengan (wajib). Yang lainnya hukumnya sunah; kalau lagi malas/nggak sempat bisa dilewat tanpa saya harus merasa bersalah karena telah menyabotase kulit saya di masa depan.
BACA JUGA : My Morning Skin Care Routine (June 2017 Edition)
EVENING ROUTINE
Cleanse (Wajib)
Lapisan sunscreen dan debu (dan base make up, tapi jaraaaaang banget sih) setelah beraktivitas seharian perlu dibersihkan secara paripurna. Karena itu, metode cleansing yang saya pilih adalah double-cleansing; menggunakan oil-based cleanser, diikuti dengan water-based cleanser. Saya punya sih produk micellar water, yaitu Garnier Micellar Cleansing Water, tapi saya nggak merasa nyaman menggunakan itu sebagai cleanser satu-satunya. Saya cuma pakai micellar water kalau udah ngantuk banget dan pengen skin care routine saya beres secepatnya.
Saya belum mencoba banyak produk cleansing oil, dan alasannya adalah : Saya udah kadung jatuh cinta sama The Body Shop Camomile Silky Cleansing Oil. Wanginya enak, gampang teremulsifikasi (a.k.a. larut sama air pada saat dibilas), dan nggak terlalu banyak menggunakan produk per pemakaian (paling nggak buat make up harian saya yang minimal). Buat standar saya, harganya nggak murah, tapi lebih terjangkau daripada banyak cleansing oil lain. Produk ini lumayan gampang ditemui juga, secara toko The Body Shop ada di mana-mana. Sayang cleansing oil ini nggak travel-friendly, karena leher pompanya gampang bocor dan ukurannya agak gede. Saat bepergian saya menggunakan The Body Shop Camomile Cleansing Butter (nggak ada di gambar) namun sesungguhnya the oil texture is my jam.
Oil-based cleanser akan diikuti dengan penggunaan water-based cleanser. Saat ini saya memakai Hada Labo Shirojyun Face Wash atau Wardah Lightening Creamy Foam.
Tone
To tone or not to tone? Saya masih nggak menganggap wajib tahapan ini, walau mungkin saya berubah pikiran di masa depan. Meski begitu, saya menikmati menggunakan COSRX AHA/BHA Clarifying Treatment Toner sebagai prep/pH adjuster toner, diikuti dengan COSRX One Step Pimple Clear Pad (reviewed here), terutama saat saya merasa ukuran pori-pori saya perlu diminimalkan. Keduanya termasuk produk acid yang gentle, dan buat pengguna acid veteran mungkin kurang nendang, tapi saya sih suka. Di masa depan, kemungkinan saya akan cari produk AHA dan BHA lain yang lebih kuat.
Produk yang paling dekat dengan hydrating toner dalam koleksi saya adalah Mustika Ratu Air Sari Mawar Putih, yang sudah saya review di sini. Saya memindahkannya ke botol semprot biar lebih mudah dipakai. Saya biasanya menggunakan ini kalau saya butuh begadang sih, bukan karena manfaat skin carenya.
Serum/Essence/Ampoule (Wajib)

Saya menggunakan berlapis-lapis COSRX Galactomyces 95 Whitening Power Essence tercinta (reviewed here) di wajah, leher, dan tulang kelangka . Apakah ini termasuk 7 skin method? Tapi kayaknya saya pakai lebih banyak daripada 7 lapis sih, haha.
Eye Cream
Mengingat lingkaran hitam dan kulit kering di sekitar mata saya semakin eksis akhir-akhir ini, harusnya siiiiih ini jadi tahap wajib ya. Tapi ya gitu, saya sering lupa.
Eye cream saya saat ini adalah Tony Moly Berrianne Eye Cream, yang saya beli atas rekomendasi seorang beauty assistant yang ramah dan persuasif di Sogo Paris van Java, dengan harga yang didiskon. Eye cream ini lumayan melembabkan, juga bagus buat kantung mata, walaupun saya belum melihat perkembangan berarti pada lingkaran hitam mata saya (kayaknya saya harus berhenti begadang nonton K-Reality Show sih LOL). Saya nggak begitu suka kemasan jarnya, tapi selain itu, eye cream ini lumayan oke. Saya belum menggunakan krim ini cukup lama untuk punya opini yang solid mengenai krim ini.
Moisturizer
Setiap mencapai tahap ini, saya rasanya pengen ngasih selamat sama diri saya sendiri, karena sudah berhasil melawan kemalasan yang membahana.
Saya memakai Serambi Botani Whitening Cream sebagai night cream. Saya beli ini random aja, soalnya penasaran sama whitening agent yang dipakai pada krim ini. Tahunya krim ini olive-oil based, yang bakalan terlalu berat kalau saya pakai di siang hari. Meskipun begitu, kalau dipakai malam hari sih boleh juga. Agak berat di awal, tapi nggak masalah, toh nggak ada juga yang menyaksikan seberapa bling-blingnya muka saya, hoho. Setelah beberapa lama, kulit saya menyerap krim ini dengan baik dan pada pagi hari jadi kelihatan lebih glowy. Mungkin juga itu gara-gara titanium dioxide di produk ini. Saya belum melihat manfaat yang sifatnya jangka panjang sih. Saya bakal menulis lebih detail tentang krim ini nanti.
Ngomong-ngomong whitening agent yang dipakai adalah alpha arbutin.
Spot Treatment
Setiap saya melihat tunas-tunas (?) jerawat di wajah saya, Utama Spice Tea Tree Oil comes to the rescue! Si calon jerawat biasanya menghilang dalam semalam setelah dibubuhkan tea tree oil ini. Cuma kalau jerawatnya udah “jadi”, efeknya nggak sedahsyat itu sih.

PERHATIAN : Saya biasanya menggunakan tea tree oil tanpa campuran. Harusnya nggak begitu. Penggunaan tea tree oil murni langsung di kulit dapat menimbulkan iritasi dan sensitisasi dalam jangka panjang. Gunakanlah carrier oil, gel, atau lotion base untuk melarutkan tea tree oil (atau essential oil lainnya). Saat saya menulis ini, saya sedang memesan aloe vera gel dan beberapa buku mengenai penggunaan essential oil yang aman. Will report back when it arrives!
Lip Treatment (Wajib)
Karena akhir-akhir ini saya mulai menggunakan lipstik secara reguler (iya, betulan), saya nggak bisa mengabaikan perawatan bibir. Saya menikmati menggunakan Utama Spice Lip Balms pada malam hari. Lip balm ini cukup melembabkan, aromanya enak banget, dan murah parah. Kalau aja ada SPF-nya, saya udah pakai lip balm ini siang-malam-pagi-sore kayaknya.
WEEKLY ROUTINE
Buat orang-orang yang berusaha bikin janji ketemu saya pada hari Sabtu pagi, sorry fam, Sabtu pagi saya khusus buat sesi maskeran. Sama nyuci baju sih, sebenarnya, tapi lebih asyik ngobrolin soal maskeran ya, so let us stick with that.
Sesi maskeran dimulai setelah morning cleanse, sebelum menggunakan produk skin care lainnya.
Pilihan masker saya lumayan…beragam. Yang paling sering saya pakai tentu saja my bae Utama Spice Temu-Temu Face Mask (which I have reviewed here). Kalau saya punya waktu dan kemauan untuk bersih-bersih setelahnya, saya menggunakan Utama Spice Green Leaf Face Mask (reviewed here). Saat saya nggak punya banyak waktu/kulit saya nggak seberminyak biasanya, saya lebih memilih Serambi Botani Brightening Soybean Facial Mask. Saya juga punya beberapa bungkus Serambi Botani Carrot Powder Mask (tidak ada di gambar), buat saat-saat di mana saya menginginkan nice, yellowish carotene glow, yang lumayan cocok sama skin tone saya.
Untuk meningkatkan pengalaman maskeran, saya mencampur masker bubuk saya dengan air mawar (Mustika Ratu Air Sari Mawar Putih). Saya biasanya menggunakan masker selama 30 menit, kemudian dibilas. Khusus untuk Utama Spice Green Leaf Face Mask, saya biasanya membersihkan muka saya lagi dengan Emina The Bright Stuff Face Toner untuk memastikan semua bubuk hijau terangkat sempurna.
Setelah masker clay, saya lanjut menggunakan hydrating mask. Hydrating mask favorit saya adalah Serambi Botani Honey Face Mask and Scrub (tidak ada di gambar karena kemasannya sering kebasahan sehingga tidak bisa dikenali), yang pada dasarnya cuma madu dan bee pollen. Madu punya sifat anti-bakteri, juga humektan yang bagus banget, dan pada dasarnya saya cinta humektan. Yang bikin bisa dipakai sebagai “face scrub” serpihan bee pollen, yang cukup gentle sebenarnya. Walau saya bukan penggemar face scrub, saya lumayan suka. Masker ini hidrasinya berasa banget, dan bikin kulit jadi kenyal-kenyal setelahnya. LOVE.
Anggota koleksi masker saya yang paling baru adalah Emina Green Tea Latte Face Mask. Saya udah gatal-gatal pengen coba karena masker ini sering banget sold out di Sociolla dan toko-toko Emina. Apa orang-orang memang segitunya suka sama masker ini? Kenapa? Nah, saya masih mereka-reka perasaan saya terhadap masker ini; I will write more detailed review later.
Mungkin ada yang bertanya, apakah saya nggak pakai sheet masks. Well, saya pakai sheet masks juga kadang-kadang, tapi saya mencoba untuk nggak sering pakai itu karena alasan lingkungan. Selain itu, penggunaan sheet mask secara teratur bisa jadi lebih mahal daripada memakai masker wash off.
Saya kayaknya bikin janji banyak banget ya tentang hal-hal yang bakal saya tulis. Expect moar review and other articles! Tapi saya nggak bisa janji bahwa review/artikel tersebut bakal saya tulis dalam waktu yang teratur, haha.
Apakah ada topik/produk yang sebaiknya saya bahas duluan? Tell me which one in the comments 🙂